Penulis: wisnu18

  • Gagal Pinter Setting Mikrotik Ini Dia Lima Kesalahan Umum

    Gagal Pinter Setting Mikrotik Ini Dia Lima Kesalahan Umum

    Mikrotik routerboard merupakan salah satu perangkat jaringan yang berfungsi sebagai pengelola koneksi jaringan internet. Routerboard ini dikembangkan oleh perusahaan MikroTech yang berada di Latvia. Di Indonesia sendiri mikrotik banyak di gunakan di perusahaan, sekolah, warnet ataupun perumahan.

    Namun tahukah kalian banyak penggunanya baik yang pemula atupun yang sudah cukup berpengalaman sering melakukan kesalahan dalam konfigurasi sehingga dapat menyebabkan berbagai gangguan dari segi keamanan, jaringan bahkan fungsi.

    Berikut ini lima kesalahan dan cara mengatasinya yang sering terjadi saat konfigurasi mikrotik.

    Tidak mengamankan Mikrotik dari Akses Publik.

      Bagi pemula mungkin wajar melewatkan proses ini, namun bagaimana yang berpengalaman setting. Tidak menutup kemungkinan karena lupa sehingga tidak mengamankan mikrotik dari akses public.

      Banyak pengguna yang membiarkan port default terbuka khususnya port 8291 untuk Winbox dan port 22 untuk SSH. Hal tersebut bisa menjadi celah keamanan bagi orang lain yang tidak bertanggung jawab mengakses router.

      Cara Mengatasi :

      • Ganti port default untuk winbox, ssh maupun telnet
      • Gunakan Firewall untuk memblokir akses manajemen dari luar jaringan
      • Nonaktifkan layanan yang tidak begitu penting dan digunakan seperti FTP, Telnet dll
      • Pasang Login username dan password yang tidak mudah ditebak, hindari penggunaan “admin” sebagai username maupun password.

      Salah mengkonfigurasi NAT/Firewall

      NAT (Network Address Translation) merupakan penyebab perangkat jaringan tidak dapat mengakses internet. Kesalahan pengaturan ini bahkan bisa menyebabkan rentannya mikrotik untuk mendapatkan serangan karen firewall NAT tidak terkonfigurasi dengan benar.

      Cara Mengatasi :

      • Pastikan NAT Masquarade sudah diaktifkan di interface yang mengarah ke Internet
      • Periksa Rules Firewall untuk memastikan tidak ada rules yang sengaja memblokir lalu lintas yang diperlukan, terutama di tab Firewall Rules.
      • Hindari pembuatan firewall yang tidak perlu tanpa memahami dampaknya pada jaringan.

      Tidak Mengatur DNS dengan Benar

      Seringkali kita lupa untuk memberikan DNS. Hal ini bukan hanya menyebabkan gangguan pada jaringan bahkan dapat membuat kita tidak dapat mengakses suatu website.

      Cara Mengatasi :

      • Untuk akses internet, gunakanlah DNS yang sudah terpercaya dan banyak digunakan secara umum seperti Google DNS atau Cloudflare DNS.
      • Aktifkan Allow Remote Requests di menu DNS, sehingga router dapat menjadi DNS Resolver untuk klien pada jaringannya.
      • Apabila menggunakan DNS tertentu, pastikan tidak ada DNS Hijacking.

      Tidak membatasi Bandwith klien dengan Queue

      Di Indonesia, penggunaan mikrotik justru memiliki tujuan awal yaitu membagi bandwith bagi masing-masing klien jaringan sehingga tidak terjadi tarik-menarik yang menyebabkan koneksi jaringan menjadi lambat.

      Kesalahan pengaturan queue juga dapat mengganggu lalu lintas jaringan.

      Cara Mengatasi :

      • Gunakan Simple Queue bagi pengguna pemula. Queue Tree apabila anda sudah cukup mahir dengan mikrotik.
      • Terapkan burst limit jika ingin memberikan kecepatan khusus dalam waktu tertentu kepada klien
      • Jika menggunakan Hotspot, Rate Limit di user profile adalah cara untuk membatasi bandwith secara otomatis.

      Lupa melakukan Backup Konfigurasi.

      Hal yang simple dan sepele yang kadang terlupakan. Membackup adalah kegiatan paling akhir saat selesai konfigurasi, sehingga apabila terjadi kerusakan, kesalahan atau mau mengganti router yang rusak, tidak perlu menset ulang seluruhnya dari awal.

      Cara Mengatasi :

      • Lakukan backup secara rutin, terutama saat selesai mengkinfigurasi mikrotik. Lakukan dengan masuk ke menu System -> Backup, lalu simpan di tempat yang aman
      • Jika menggunakan banyak router, pertimbangkan untuk membackup menggunakan Mikrotik Cloud Backup atau menyimpannya di server lokal.
      Kesimpulan

      Menggunakan mikrotik memang memberikan kita keleluasaan untuk mengatur jaringan. Namun dengan konfigurasi yang salah dan kurang tepat seperti penggunaan NAT Firewall yang salah konfigurasi justru dapat membuat jaringan menjadi lamban atau bahkan tidak berfungsi dengan baik.

      Semoga aertikel dapat bermanfaat, “Cerdas Tanpa Tekanan, Gagal Tanpa Rasa Takut

    1. Dari Hobi Jadi Profesi: Memulai Karir Sebagai Freelance Teknisi Jaringan

      Dari Hobi Jadi Profesi: Memulai Karir Sebagai Freelance Teknisi Jaringan

      Sering banget bantu teman benerin WiFi yang lemot? Atau jangan-jangan, kamu adalah tipe orang yang kalau lagi gabut malah asyik ngoprek settingan router MikroTik sampai lupa waktu? Kalau iya, pernah kepikiran nggak sih buat mengubah passion itu jadi sumber penghasilan?

      Selamat! Kamu sudah ada di jalur yang tepat. Di era serba digital ini, kebutuhan akan koneksi internet yang stabil itu udah kayak kebutuhan pokok. Dari kafe kecil, kantor startup, sampai rumah tangga biasa, semuanya butuh jaringan yang sat-set dan anti putus-putus. Di sinilah peluang emas untukmu terbuka lebar.

      Menjadi seorang freelance teknisi jaringan itu bukan cuma soal dapet cuan, tapi juga soal kebebasan. Kamu bisa jadi bos untuk dirimu sendiri, atur waktu kerja sesukamu, dan pilih proyek yang paling kamu suka. Keren, kan?

      Artikel ini adalah roadmap lengkap buat kamu yang mau serius meniti karir di bidang ini. Kita bakal spill semuanya, dari skill yang wajib dikuasai sampai cara dapet klien pertama.

      Modal Awal: Skill Jaringan Apa yang Wajib Dikuasai?

      Oke, sebelum terjun bebas, pastiin dulu “amunisi” kamu cukup. Nggak perlu langsung jadi expert, tapi beberapa skill dasar ini wajib banget ada di kantongmu. Anggap aja ini starter pack kamu.

      1. Paham Konsep Dasar Jaringan (The OG Stuff)

      Ini adalah fondasi dari segalanya. Kamu nggak akan bisa troubleshooting kalau nggak paham dasarnya. Pelajari konsep-konsep ini sampai ngelotok:

      • TCP/IP: Anggap ini sebagai bahasa yang digunakan komputer untuk ngobrol di internet.
      • Subnetting: Seni membagi-bagi jaringan besar jadi beberapa jaringan kecil. Penting banget buat efisiensi dan keamanan.
      • DNS (Domain Name System): Ini kayak buku telepon internet. Tugasnya menerjemahkan nama website (contoh: https://www.google.com/search?q=google.com) jadi alamat IP yang dimengerti mesin.
      • DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol): Dialah yang bertugas ngasih alamat IP secara otomatis ke setiap perangkat yang nyambung ke jaringan. Auto praktis!

      2. Mahir Setting Router & WiFi Rumahan

      Ini adalah skill paling sering dicari. Hampir setiap rumah punya router WiFi. Kamu harus bisa:

      • Melakukan konfigurasi awal router dari berbagai merk (TP-Link, Tenda, D-Link, dll.).
      • Mengatur nama WiFi (SSID) dan password yang aman.
      • Membuat jaringan tamu (Guest Network) biar jaringan utama tetap aman.

      3. Menguasai MikroTik (Skill Wajib Biar Cepat Naik Level)

      Kalau kamu udah jago setting router rumahan, saatnya upgrade skill ke MikroTik. Kenapa? Karena perangkat ini jadi andalan banyak UKM, kafe, sekolah, dan kantor kecil. Dengan MikroTik, kamu bisa menawarkan jasa yang lebih kompleks, seperti:

      • Manajemen Bandwidth: Biar nggak ada satu pengguna yang serakah nyedot semua koneksi.
      • Firewall: Membangun “satpam digital” untuk melindungi jaringan dari serangan luar.
      • Hotspot Login Page: Bikin halaman login WiFi yang keren buat kafe atau ruang publik.

      4. Keterampilan Kabeling & Crimping (Skill ‘Tangan Kotor’)

      Jangan remehkan pekerjaan fisik! Seorang teknisi jaringan andal juga harus bisa “main kotor”. Kamu perlu mahir dalam:

      • Crimping Kabel UTP: Memasang konektor RJ45 ke kabel jaringan dengan benar.
      • Troubleshooting Fisik: Mencari tahu masalah dari kabel yang putus, konektor yang longgar, atau penempatan router yang salah.
      Bangun ‘Amunisi’: Cara Membuat Portofolio yang Bikin Klien Melirik

      Di dunia freelance, portofolio itu adalah CV versi Gen-Z. Klien nggak terlalu peduli sama ijazahmu, mereka peduli sama “Apa yang udah pernah kamu kerjakan?”. Kalau kamu belum punya pengalaman kerja formal, jangan minder! Ini cara cerdas membangun portofolio dari nol.

      • Dokumentasikan Proyek Pribadi: Coba deh rombak total jaringan di rumahmu. Buat topologi yang rapi, setting MikroTik, pisahkan jaringan untuk kerja dan untuk hiburan. Foto sebelum dan sesudahnya, buat diagram sederhananya, lalu tulis penjelasannya. Voilà! Satu proyek portofolio jadi.
      • Tawarkan Jasa ke Lingkaran Terdekat: Mulai dari yang kecil. Bantu setting jaringan di warung kopi teman, kantor kecil milik om, atau bahkan di sekretariat Karang Taruna. Nggak perlu pasang tarif mahal dulu, yang penting kamu dapet “studi kasus” dan testimoni positif.
      • Buat Laboratorium Virtual: Gunakan software seperti GNS3 atau EVE-NG untuk mendesain dan mensimulasikan topologi jaringan yang kompleks. Screenshot hasil simulasimu dan jelaskan konfigurasinya. Ini nunjukkin kalau kamu paham konsep jaringan tingkat lanjut.
      • Share Ilmu di Media Sosial: Buat konten singkat di Instagram Reels atau TikTok tentang tips jaringan. Misalnya, “Cara Gampang Cek Siapa Aja yang Nyambung ke WiFi Kamu”. Ini bakal membangun citra dirimu sebagai seorang ahli.

      Saatnya ‘Go Public’: Di Mana Mencari Klien Pertama?

      Setelah skill dan portofolio siap, saatnya berburu klien. Jangan cuma nunggu bola, tapi aktif jemput bola!

      1. Dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth): Ini cara paling klasik dan paling ampuh. Kasih tahu semua teman, keluarga, dan kenalanmu kalau kamu sekarang membuka jasa setting jaringan.
      2. Platform Freelance Lokal: Buat profil yang menarik di situs seperti Projects.co.id atau Sribulancer. Tampilkan portofolio terbaikmu dan pasang tarif yang kompetitif untuk pemula.
      3. Grup Komunitas di Media Sosial: Gabung di grup Facebook atau Telegram yang isinya pengusaha UKM, pemilik kafe, atau komunitas IT di kotamu. Sering-seringlah aktif menjawab pertanyaan seputar jaringan untuk menunjukkan keahlianmu.
      4. Jemput Bola Langsung: Lihat ada kafe baru buka di dekat rumahmu? Coba datang, ngobrol santai dengan pemiliknya, dan tawarkan jasa untuk memasang atau mengoptimalkan jaringan WiFi mereka.

      Jangan Salah Harga! Menentukan Tarif Jasa Freelance

      Ini bagian yang paling tricky. Kalau terlalu mahal, klien kabur. Kalau terlalu murah, kamu yang rugi. Kuncinya adalah riset dan percaya diri.

      • Riset Tarif: Coba cari tahu berapa pasaran tarif freelance teknisi jaringan di kotamu. Kamu bisa bertanya di forum atau melihat profil freelancer lain.
      • Tentukan Model Tarif:
        • Per Proyek (Project-Based): Cocok untuk pekerjaan yang jelas lingkupnya. Contoh: “Paket Instalasi WiFi & Hotspot Kafe: Rp X.XXX.XXX”.
        • Per Jam (Hourly Rate): Ideal untuk pekerjaan troubleshooting atau konsultasi yang durasinya tidak menentu.
        • Paket Maintenance (Retainer): Ini adalah holy grail! Tawarkan jasa pemeliharaan jaringan bulanan ke klien bisnismu untuk mendapatkan pemasukan yang stabil.
      • Hargai Nilai Dirimu: Jangan takut memasang harga yang sepadan dengan skill dan usahamu. Klien yang baik akan menghargai kualitas.

      Kesimpulan: Your Journey Starts Now!

      Perjalanan mengubah hobi menjadi profesi itu adalah sebuah maraton, bukan lari sprint. Akan ada tantangan, akan ada saat di mana kamu merasa ingin menyerah. Tapi dengan kemauan untuk terus belajar, keberanian untuk memulai, dan ketekunan, karir sebagai freelance teknisi jaringan bukan lagi sekadar mimpi.

      Mulai dari langkah terkecil: kuasai satu skill, kerjakan satu proyek portofolio, dan hubungi satu calon klien potensial. Trust the process, dan lihatlah hobimu membawamu ke level profesional yang membanggakan dan tentunya, menghasilkan.

      Jadi, skill mana yang mau kamu kuasai duluan? jangan sampai Gagal Pintar ya ..